Minggu, 05 Maret 2017

Kisah Sukses Seorang Praktisi Public Relations

“GODO TJAHJONO, SUKSES MENJADI SEORANG MARKETING PUBLIC RELATIONS.”

Sukses di pemasaran selalu diukur dengan seberapa cepat seseorang bisa meraih jabatan tertentu, serta banyaknya finansial dan fasilitas yang didapatnya. Adanya kenaikan jabatan berarti ia telah berhasil menyelesaikan sebuah proyek pemasaran produk, yang selain menantang juga bernilai tinggi. Sedangkan kenaikan jabatan tidak mudah diraih begitu saja, selain membutuhkan bekal pengetahuan dan skill yang cukup, juga membutuhkan waktu dan  tenaga extra, juga perlu mengetahui strategi-strateginya.
Godo Tjahjono, pemenang marketing award 2 kali berturut-turut dan sekarang ini kariernya sedang naik daun sebagain konsultan marketing maupun pembicara seminar. Keahliannya dibidang marketing tentunya tidak dia dapat dengan instan. Banyak proses yang ia lewati, bahkan sampai menuntut ilmu ke luar negeri pun dia jalani. Menjadi seorang Public Relations tentunya harus menguasai segala bidang, apalagi marketing yang saat ini menjadi bagian dari Public relations. Di masa mudanya, Godo Tjahjono juga aktif di organisasi profesi Perhumas Muda, dan sekarang ia menjadi BPP Perhumas Jakarta.
Di temui dalam suatu kesempatan sharing bersama Perhumas Muda Yogyakarta, ia memberikan ilmu mengenai Corporate Branding, terutama untuk organisasi, “Sebagai Public Relations kita tidak cukup hanya dengan menjalin relasi, kemampuan lain juga diperlukan. Seperti menguasai konten-konten kreatif dan inovatif yang nantinya akan menjadi konten itu sebagai branding dari perusahaannya.” (28/04/2016)



(Foto Godo Tjahjono dengan teman-teman dari Perhumas Muda Yogyakarta di Alembana Resto)

Ia juga mengatakan, Selain itu sempatkanlah untuk menerima peluang jika ditunjuk untuk memimpin sebuah organisasi, terutama organisasi bisnis, sebab dari organisasi ini kehadiran dan tangan dingin anda akan diperhitungkan. Apalagi jika organisasi yang anda pimpin menjadi besar dan terbaik. Di dalam organisasi inilah anda memiliki kesempatan untuk explore kemampuan anda.
Dalam kesempatan ini Godo Tjahjono juga menyampaikan kepada teman-teman dari PMY bahwa saat ini penjualan online sedang marak. Yang harus kita kuasai adalah content karena online membutuhkan content, dan tentunya content itu harus menarik. Ia juga berpesan kepada kami, “Jadilah mahasiswa Branding, yaitu mahasiswa yang dibutuhkan setiap saat. Dan jika ketidakhadiran mu dipertanyakan, maka kamu sudah memiliki daya tarik dan branding di lingkungan organisasi bahkan dalam perkuliahan.”
Sebagai pengamat marketing, ia pernah menanggapi kasus PT Sariwangi yang pada saat itu tidak bisa masuk pasar lokal karena dipasung oleh Unilever. Dan saat kontrak sariwangi abis (2002), perusahaan ini pun mulai menembus pasar lokal tanpa izin dari Unilever, karena antara 2 perusahaan ini sudah tidak lagi terikat.
Di mata konsultan pemasaran Godo Tjahjono, langkah awal strategi pemasaran tersebut kurang sistematis. Ini disimpulkan dari survei konsumen yang dilakukan Godo, yang saat ini menjadi konsultan pemasaran PT SW. Dari survei itu ditemukan, konsumen ternyata bingung, mengapa ada merek sama -- Sedap Wangi -- tapi harga dan kualitasnya berbeda.
Untuk mengetahui selera pasar, Godo menyurvei 100 responden di Jabotabek. Kalau ditanya rasa teh celup itu seperti apa, jawaban responden selalu teh celup Sari Wangi. Namun, ketika dilakukanblind testrasa (tanpa merek), ternyata teh Sedap Wangi lebih banyak dipilih responden karena menurut mereka rasanya lebih enak. ?Cukup mengejutkan,? ujar Godo.
Godo melihat, para penikmat teh celup di negeri ini bukanlah orang yang punya ekspektasi terhadap product enjoyment, sehingga mereka lebih terpaku pada merek tertentu yang sudah terkenal seperti Sari Wangi. Namun, ia yakin penikmat teh sejati (rasa teh yang tidak terlalu light) juga ada, yang besarnya tak lebih dari 30%. Dari temuan ini, teh celup Sedap Wangi memang diposisikan bukan untuk menantang teh celup Sari Wangi, tapi lebih menyasar orang yang mementingkan product enjoyment.
Itu lah sekilas bagaimana seorang Godo Tjahjono berpendapat tentang salah satu perusahaan tea bag di Indonesia yang saat itu mengalami Cheos. Ia memberikan pesan kepada teman-teman PMY yang ia sebut dengan “Rumus 7P” yaitu:
1.      Selalu berpikir positif. Seorang PR yang baik akan selalu berpikir positif dan mempunyai sosok orang yang dijadikan referensi baginya.
2.      Pengetahuan.
3.      Proses. Mementingkan hasil dan proses karena proses itu lebih dihargai. Jangan memilih jalan instan.
4.      Pelayanan. Sebagai seorang PR yang nantinya selalu berhubungan dengan client , harus punya mental melayani dengan baik.

5.      Pantang menyerah.




--
Nuryani Meilan Ambarwati
Tugas Creative Thinking Semester 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar