(foto saya mengunjungi beberapa daya tarik wisata di Yogyakarta)
--
Di tahun 2016, Saya menjadi salah satu surveyor Dinas Pariwisata Yogyakarta. Kok bisa? Ya bisa, Awalnya saya mendapat tawaran di grup salah satu organisasi external saya, yaitu PMY. Nah ternyata cuma beberapa kuota yang disediakan, beruntunglah saya menjadi salah satu pengisi kuota tersebut.
Awal cerita, saya tidak tahu survey apa yang bakal saya jalani. Saat itu kami diminta datang ke salah satu tempat pelatihan, yaitu Jogja Tourism Training Centre.
Singkat cerita, Kami diberitahu bahwa survey ini adalah untuk Dinas Pariwisata DIY yang sedang melakukan penataan kembali daya tarik wisata agar bisa dikelola dengan baik dan akan dimuat disalah satu website pariwisata Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi beberapa Kabupaten, Yaitu Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul.
Ternyata dari 5 Kabupaten tersebut bila ditotal terdapat lebih dari 150 daya tarik wisata. Entah itu daya tarik wisata yang sudah terkenal, yang masih tahap pengelolaan, bahkan beberapa ada yang baru didirikan dan diresmikan. Saya dan teman-teman diberi jatah kurang lebih 5-6 daya tarik wisata per Kabupaten tergantung dari Jumlah daya tarik wisatanya. Gunung Kidul lah pemegang daya tarik wisata terbanyak, yang jumlahnya melebihi 30 tempat didominasi oleh wisata pantai.
Di Mulai dari Kulon Progo, saya akan bercerita tentang DTW yang dikunjungi:
Kalibiru
Kalibiru merupakan
kawasan hutan yang dikelola masyarakat sekitar dan dijadikan obyek wisata alam.
Hutan wisata ini berada di perbukitan Menoreh, tepatnya di Desa Hargowilis,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Tempat wisata ini menjadi primadona karena
keindahan eksotisme alamnya.
Di Wisata Alam
Kalibiru, wisatawan bisa menikmati pondok wisata, joglo (ruang pertemuan),
menara pandang di atas pohon, jalur trekking,
dan lintasan flying fox. Saat ini,
ada salah satu fasilitas yang tengah menjadi primadona, yakni menara pandang di
atas pohon atau disebut juga dengan spot untuk
berfoto, yang terdiri atas spot foto 1, spot foto 2, spot foto 3. Dimana
masing-masing spot tersebut memiliki ketinggian berbeda, dan view nya pun
berbeda-beda.
Dari tempat ini,
wisatawan bisa menyaksikan pemandangan perbukitan Menoreh yang hijau, panorama
Waduk Sermo, serta indahnya Gunung Kukusan dan Gunung Ijo. Selain itu, hijaunya
hutan dan hamparan bukit yang luas, indah dan memesona pun sangat mudah
dilihat.
CANTING MAS PUNCAK DIPOWONO
(pemandangan dari spot foto 1)
Canting Mas “Puncak
Dipowono” merupakan wisata alam yang tergabung dalam Kawasan Wisata Terpadu
Hutan Kemasyarakatan (HKm) Kulon Progo dan dikelola oleh beberapa kelompok.
Status kawasannya berupa Hutan Lindung (HL) sehingga pengelolaan yang dilakukan
bersifat terbatas. Puncak Dipowono memang masih dalam tahap pengembangan. Namun
para wisatawan tidak perlu khawatir karena beberapa fasilitas wajib seperti
lokasi parkir, toilet, warung makan, dan kantor informasi sudah ada dan
berfungsi dengan baik.
(pemandangan dari spot foto 2)
Sesampainya
di Puncak Dipowono, para pengunjung akan disuguhkan pemandangan alami dari
ketinggian yang hampir mirip dengan suasana Kalibiru. Seperti halnya Kalibiru,
obyek wisata Puncak Dipowono ini juga menawarkan spot foto di atas pohon pinus yang tidak kalah menarik. Meskipun
belum seramai Kalibiru, namun lokasinya berdekatan membuat wisata ini menjadi
salah satu recommended untuk dikunjungi setelah ke Kalibiru.
Pagi
dan Sore merupakan waktu terbaik untuk berkunjung. Selain sejuk dan tidak
terlalu panas, pengunjung dapat menikmati sunrise dan sunset yang cukup indah.
WADUK SERMO
(foto diambil
dari dermaga)
Waduk
Sermo memiliki keindahan yang luar biasa, di keliling oleh Bukit Menoreh dengan
suasana alami dan didukung dengan udara pegunungan yang sejuk. Wisatawan dapat
menikmati panorama waduk dengan berkeliling menggunakan perahu wisata atau
melewati jalan lingkar aspal sepanjang 21 km. Wisatawan dapat menikmati suasana
Waduk Sermo melalui gardu pandang yang disediakan.
Selain
sebagai daya tarik wisata pemandangan, Waduk Sermo juga merupakan tempat yang
menyenangkan bagi penggemar memancing. Banyak ragam ikan yang ada di Waduk
Sermo, mulai tawas sampai ikan nila semua ada.
(perahu
wisata untuk berkeliling Waduk Sermo)
BUKIT PETHU
Obyek wisata Waduk Sermo yang
dikelilingi perbukitan hijau memang menyuguhkan panorama yang indah dan
menarik. Jika selama ini menikmati Waduk Sermo melalui gardu pandang yang ada
di Spot Kali Biru, sekarang para wisatawan dapat lebih dekat menikmati Waduk
Sermo dari Spot Bukit Pethu. Spot ini memang mirip dengan spot yang ada di
Kalibiru dengan mengambil background Waduk Sermo.
Spot foto Bukit Pethu terus dikembangkan
oleh kelompok warga masyarakat setempat. Namun untuk Rumah Pohon sudah dapat
digunakan untuk berfoto selfie. Nuansa asri begitu terasa saat mengunjungi spot
Bukit Pethu dengan latar belakang kolam waduk serta bukit yang mengelilingi,
apalagi tempat ini juga tak terlalu ramai.
Pantai Gesing
Gunung kidul merupakan
kawasan yang kaya akan pesona alamnya. Pantai yang berjejer dari timur ke barat
menjadikan Gunung kidul sebagai destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi.
Pantai Gesing yang ada di sisi barat Gunung kidul memiliki keindahan yang tak
kalah dengan yang lain. Pantai ini tidak seramai pantai-pantai lainnya di
Gunungkidul karena daerahnya terpencil. Pantai Gesing memiliki pasir putih dan
ombak yang kecil sehingga cocok untuk wisata keluarga dan bermain air.
Selain
melihat pemandangan pantai, anda juga bisa mampir ke warung-warung makan ikan
di sekitar pantai ini. Untuk harganya lumayan miring kok.
Satu lagi pantai yang
tersembunyi yang ada di Gunung Kidul, namanya Pantai Kesirat. Di pantai ini,
Anda tidak akan menemukan hamparan pasir pantai yang langsung bersentuhan
dengan air laut karena Pantai Kesirat merupakan pantai yang bertebing. Barisan
tebing di kawasan pantai ini berwarna hijau segar. Dari atas tebing, Anda bisa
menyaksikan keindahan alam yang mempesona.
Pantai
kesirat merupakan surga bagi para pemancing atau nelayan di kawasan ini. Hampir
sama seperti Pantai Pok Tunggal yang mempunyai sebuah pohon sebagai ikonnya,
Pantai Kesirat juga mempunyai satu pohon abadi yang disebut Pohon Gebangkoro.
Dari sini Anda akan mendapatkan sunrise maupun sunset yang sempurna.
Berbicara tentang
destinasi wisata pantai di Gunung Kidul memang tak akan pernah berujung. Jika
Anda mencari sesuatu yang berbeda untuk wisata pantai mungkin Pantai Bekah bisa
menjadi solusinya. Pantai Bekah berhasil mencuri perhatian para wisatawan karena
keunikannya yang jarang bisa ditemui di pantai-pantai lain di Gunung Kidul.
Di
pantai ini, berjejer jajaran tebing karang yang memanjang. Ketinggian tebing
karang ini diperkirakan mencapai kurang lebih 70 meter. Memiliki keunikan lain,
Pantai Bekah populer terutama di kalangan wisatawan yang mempunyai hobi
memancing.
Sendang Ngembel
Sendang Ngembel mulai banyak menarik
perhatian wisatawan. Sendang ini dulunya kurang terawat dan tidak begitu
diperhatikan oleh masyarakat sekitar. Hingga pada akhirnya mendapat perhatian
dari pemerintah (PNPM Mandiri) untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan
baru saja diresmikan beberapa bulan yang lalu.
Sendang ini berbentuk sebuah lingkaran
dengan sebuah altar yang berada di tengahnya. Di sekeliling sendang terdapat
beberapa gazebo yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk bersantai sembari
menikmati suasana sendang yang rindang dan cukup tenang. Meskipun masih baru
insfrastruktur dan sarana prasana di obyek wisata ini tergolong cukup lengkap.
Spot foto favorit para wisatawan untuk berfoto ketika mengunjungi Sendang
Ngembel berada di tengah altar atau di jalan menuju altar. Obyek wisata ini
tergolong kecil dan tidak terlalu luas. Namun tidak ada salahnya untuk
mengunjungi sendang ini untuk sekedar melepas penat dan berkumpul bersama
keluarga sambil menikmati suasana pedesaan.
Curug Banyunibo
Curug Banyunibo kawasan
yang berada di bagian selatan Jogja ini menawarkan keindahan air terjun yang
mampu memikat rasa penasaran para wisatawan. Curug banyunibo menyimpan
keindahan pesona alam yang mengagumkan. Salah satu yang menarik dari wisata ini
adalah lokasinya berada di tengah hutan yang asri. Dengan lokasinya yang
tersembunyi ini menjadikan kawasan Curug Banyunibo jauh dari polusi. Selain
menikmati segar dan sejuknya air terjun, wisatawan juga bisa menikmati makanan
di warung sederhana yang dikelola oleh warga setempat.
Obyek
wisata ini masih tergolong baru, hal ini dapat dilihat dari fasilitas penunjang
wisata yang masih sangat sederhana. Meski demikian, kebersihan di kawasan ini
cukup terjaga. Terbukti dari tidak ada sampah yang ditemukan diarea wisata. Ada
waktu-waktu tertentu yang tepat untuk mengunjungi wisata ini, yaitu pada musim
hujan sebab debit air curug cukup besar dibanding pada musim kemarau.
Jurang Pulosari
Jurang Pulosari berada
diantara dua perbukitan yang masih asri dan belum dieskploitasi secara
maksimal. Di kawasan ini keadaan masih sangat sejuk udaranya karena belum
tercemar oleh asap kendaraan. Jurang pulosari apabila musim hujan volume air
dapat mengalir secara maksimal dan pada saat ini pemandangan dan keasliannya
dapat terlihat secara jelas, dan apabila musim kemarau dapat juga melihat
keasliannya tapi tidak seindah saat musim hujan.
Dikawasan ini para penelusur juga bisa
melakukan beberapa kegiatan olah raga fisik yang menantang adrenalin
diantaranya panjat tebing (climbing) dan turun tebing (repling)
untuk area ini biasanya berada disebelah barat air terjun atau tepatnya berada
diperbukitan. Para wisatawan nggak perlu khawatir karena disini juga
disediakan guide tapi baru guide lokal yang
akan memudahkan para penelusur saat berwisata ke curug jurang pulosari ini.
Kampung Batik Ngasem
Kampung batik Ngasem
adalah sentra industri batik yang sudah terkenal sejak era 70an. Selain pasar
Beringharjo, disinilah geliat perdagangan batik Yogyakarta. Jika Anda menyusuri
jalan Kauman, jalan Kadipaten dan jalan Ngasem, jajaran toko batik ini terlihat
selalu ramai. Kain batik berbagai motif tersedia. Ada yang motif klasik
Yogyakarta dan motif-motif “modern” yang cocok untuk desain baju bagi kawula
muda.
Harga batik di kampung
Ngasem ini cukup beragam. Kain berbentuk lembaran yang
sudah dipotong berkisar
dari 70 ribuan hingga ratusan ribu. Sedangkan yang dijual sesuai kebutuhan
berkisar Rp. 48 ribu per meter. Harga pakaiannya juga bervariasi yakni mulai di
bawah seratus ribu.
Beberapa butik yang ada di kampung Ngasem ini
bahkan menjual baju batik dengan desain terbatas alias tidak diproduksi dalam
jumlah massal sehingga tingkat eksklusivitasnya tinggi. Tinggal pilih Anda
lebih menyukai mana batik cap (print) atau batik tulis.
Puro Pakualaman & Museum Puro Pakualaman
Pura
Pakualaman merupakan satu dari dua istana yang ada
di Daerah istimewa Yogyakarta. Seperti halnya Kraton Kasultanan Yogyakarta,
kompleks Pura Pakualaman juga dilengkapi dengan alun-alun, masjid, serta
museum. Kompleks istana Paku Alaman lebih kecil dan lebih sederhana jika
dibandingkan dengan Kraton Yogyakarta. Di depan gerbang terdapat lapangan yang
ditumbuhi rimbunnya pohon beringin. Lapangan tersebut bernama Alun-alun
Sewandanan. Saat sore tiba, alun-alun tersebut akan dipenuhi penjual kaki lima
dan biasa dijadikan tempat nongkrong serta salah satu lokasi wisata kuliner
yang asyik.
Kemudian masuk kedalam ada taman dan pendapa yang
bernama Bangsal Sewotomo. Di bagian depan pendapa terdapat seperangkat alat
gamelan bernama Kyai Kebogiro yang dimainkan setiap hari minggu pon. Ruangan
lain yang ada di dalam Pura pakualaman yakni perpustakaan dan museumyang dapat
dikunjungi oleh umum.
Perpustakan berada disisi barat pendapa, perpustakan
berisikan koleksi naskah yang berupa cerita sejarah, karya sastra, termasuk
Serat Dharma Wirayat karya sri paku Alam III. Sedangkan Museum terdiri dari
tiga bagian yang masing masing ruangan berukuran 8 x 14 meter. Ruangan pertama
berisikan tentang daftar silsilah atau struktur keluarga Paku Alam, Dokumen
perjanjian politik dengan Inggris dan belanda, foto-foto Sri Paku Alam dalam
ukuran yang besar. Juga antribut-antribut kerajaan.
Museum Biologi
Museum Biologi UGM
mengkhususkan koleksinya pada flora dan fauna. Terdapat sekitar 3752 buah
koleksi herbarium (awetan) dalam bentuk herbarium kering, herbarium basah,
kerangka, serta fosil di dalam museum ini. Sebagaian besar koleksi berasal dari
Indonesia, serta beberapa lainnya berasal dari luar negeri yang merupakan
sumbangan dari para peneliti, dosen, serta masyarakat.
Museum
Biologi UGM mulai dibuka untuk umum sejak 1 Januari 1970. Tahun 1969 - 2001,
pengelolaan Museum Biologi ini berada di bawah tanggung jawab Drs. Anthon
Sukahar sebagai ketua tim pelaksana sekaligus Direktur Museum yang pertama.
Di museum
Biologi dapat dijumpai pula beberapa kotak diorama. Di dalam setiap kotak
diorama terdapat satu jenis atau sekelompok hewan yang berlatar belakang
habitat mereka yang diilustrasikan pada gambar tiga dimensi. Dengan melihat
diorama ini maka dapat dibayangkan kehidupan nyata dan habitat hewan-hewan
tersebut. Keberagaman serta kelengkapan koleksi membuat museum
ini menjadi salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
----
Terimakasih untuk Dinas Pariwisata Provinsi, khususnya Kirana Adhirajasa telah mempercayai saya dan teman-teman sebagai surveyor dari Kajian Paket Wisata Yogyakarta. Jadi, jalan-jalan saya selama ini bukan hanya kesenangan saja, tapi juga ada sesuatu yang saya kerjakan. Dari Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman dan Yogyakarta memiliki keunggulan wisatanya masing-masing dan tentunya semua wisata itu harus kalian kunjungi. Mulai dari wisata Alam yang memiliki view luar biasa sampai wisata budaya yang memiliki sejarahnya masing-masing. Semoga kedepannya Yogyakarta menjadi tujuan dari wisatawan lokal maupun mancanegara dengan Daya Tarik Wisatanya yang semakin beragam. Jogja Istimewa!👍🏽👻
--
Nuryani Meilan Ambarwati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar