BERITA FEATURE
Sejuta Cerita di Balik Ujian Nasional Berbasis Komputer 2016
Selasa, 31 Mei 2016
Banyak hal-hal negatif yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan UN pada
tahun-tahun sebelumnya. Kunci jawaban yang dijual-belikan oleh beberapa oknum
kepada peserta UN, dan juga kasus tahun lalu yaitu kebocoran 30 paket soal UN
2015 yang tersebar via layanan google
drive. Kejadian tersebut hanya beberapa dari banyaknya kasus kecurangan
yang sudah terjadi di Indonesia. Kelulusan siswa sangat bergantung pada hasil
dari UN, apakah sudah memenuhi kriteria dan layak untuk lulus atau sebaliknya.
Hal ini menjadi sesuatu yang ditakutkan oleh banyak pihak terutama peserta
didik.
Ujian Nasional berbasis online yang dikenal dengan computer based test (CBT), sudah tidak asing lagi didengar
mengingat tahun ini adalah tahun kedua diadakannya ujian berbasis komputer.
Pada tahun ajaran 2015 pelaksanaan UN CBT pertama kali dilakukan serentak di
beberapa sekolah dan tahun ini pelaksanaannya diperluas dibeberapa sekolah
se-Indonesia. Karena UN dengan sistem CBT ini memiliki banyak keuntungan, diantaranya:
menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, meyimpan tes
menggunakan kertas, mengijinkan siswa mengerjakan tes dengan waktu yang tepat,
menghemat pemakaian kertas, mengurangi potensi adanya joki dan berdiskusi
dengan teman sebelah, dan hasilnya langsung dapat diketahui.
Banyak pendapat yang diberikan mengenai UN dengan sistem CBT yang sudah
dilaksanakan di sekolah mereka masing-masing. Pendapat tersebut berasal dari
guru-guru dan para siswa yang menjadi peserta dalam UN CBT. Seperti pendapat
salah satu guru yang menjadi staff di sekolah mengatakan “sangat setuju dengan
dilaksanakannya UN dengan sistem CBT, karena peserta didik akan melek
internet bukan hanya sosial media tapi sebagai media pembelajaran juga.”
Selanjutnya pendapat yang berbeda juga diutarakan oleh siswa, “Pelaksanaan UN CBT memang lebih memudahkan
siswa dalam mengerjakan karena bisa lebih cepat dan menghemat waktu, namun
masih terjadi kesalahan dalam log in. Kadang suka ke log out sendiri padahal
waktu belum selesai dan server kadang juga suka bermasalah. Sebaiknya
diperhatikan lagi mengenai hal tersebut.” Banyak pendapat yang muncul dari kalangan siswa mengenai UN dengan sistem CBT ini.
Pelaksanaan UN tersebut juga ditanggapi sangat positif oleh banyak guru-guru.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh guru
pengajar mata pelajaran matematika, “UN sistem CBT di Indonesia
mungkin tidak akan bisa merata untuk dilaksanakan disemua sekolah, mengingat
fasilitas yang ada dibeberapa sekolah belum memadai”. Hal ini juga menjadi suatu hal yang harus diperhatikan
oleh pemerintah. Mengingat bahwa anggaran untuk pendidikan cukup besar, namun
nyatanya masih ada sekolah yang sarana dan prasarananya masih memprihatinkan.
Berlangsungnya UN dengan sistem CBT pada tahun lalu dapat
dievaluasi untuk perbaikan-perbaikan UN yang dilaksanakan pada tahun ini.
Harapan besar untuk kedepannya pelaksanaan UN dengan sistem CBT ini dapat berjalan dengan
sangat lancar dan dapat meyeluruh di Indonesia serta dapat dipastikan peserta
didik dapat mengerjakan dengan sangat jujur. Mengingat UN CBT memiliki banyak
kelebihan dan dapat mengurangi kecurangan yang dapat terjadi.
--
Nuryani Meilan Ambarwati
Tugas Dasar-dasar Jurnalistik Kehumasan Semester 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar